Setelah aku bergelut sebagai Pimpinan Regu Elang di SD Negeri Sengon 03, aku berani menyatakan diri sebagai Pimpinan Regu saat Kemah Bakti OSIS - Pramuka Gudep SMP Negeri 1 Subah di depan teman-temanku yang belum lama kukenal. Aku yakin waktu itu bahwa aku mampu memimpin mereka semua. Sebenarnya aku sendiri belum tahu apa yang semestinya aku harus lakukan.
Terpilihlah regu Scorpion (Kalajengking) sebagai bendera regu yang akan diperjuangkan. Scorpion adalah perwujudan binatang kecil yang mematikan. Scorpion memulai aksinya di kegiatan KBO-Pramuka yang dilaksanakan di Desa Kuripan. Desa yang berada di wilayah pantai utara Jawa. Daerah yang dilalui kereta api, disitulah ada stasiun tuanya. Selama 3 hari kami digembleng dengan sedikit kesantaian. Kegiatan itu memang asing, sehingga kegiatannyapun tak ada yang tahu. Yang aku tahu aku harus terus siap dalam keadaan apapun. Aku tak pernah mencopot sepatuku kecuali saat akan mandi. Dimalam hari aku juga tetap memakainya. Aku menganggap kegiatan Jerit Malam juga berlaku di SMP ini. Aku baru tahu bahwa jerit malam hanya dilakukan di tingkatan Penegak.
Semua kegiatan kami ikuti semuanya. Kami mencoba disiplin untuk menjadi yang terbaik. Di malam terakhir semua Pimpinan Regu disuruh mengikuti malam renungan perpisahan. Sungguh aneh, karena ini baru saja aku alami, ketika semuanya menangis karna perpisahan yang akan dialami para senior. Aku baru tahu bahwa kegiatan seperti itu hanya dilakukan oleh Penegak dan di tahun berikutnya kegiatan itu dihapuskan.
Hari terakhir adalah hari yang dinanti. Hari dimana membongkar tenda dan pengumuman hasil kompetisi dalam perkemahan. Regu Kalajengking menjadi Tergiat 1. Hadiah rentengan mie dan kopi dikalungkan kepada setiap pimpinan regu yang regunya menempati urutan 1, 2, dan 3.
Dari ini aku mulai memahami kegiatan-kegiatan SMP yang belum aku kenal sama sekali. Tergiat 1 itu menjadikan dongkrakkan motifasi bagi aku untuk terus berusaha yang lebih baik.