Minggu, 24 Maret 2013

Jawara Grafik Fisika

Fisika, semasa SD aku tak pernah mengenal ilmu fisika. Aku hanya mengenal ilmu alam. Fisika dimana kita diajarkan pengetahuan perhitungan dari sebuah benda alam yang mengalami perubahan baik bentuk, tempat, dan suhu. Kelas 7 aku bertemu dengan seorang guru yang memiliki badan kecil dan berambut seperti Einstein, dia bernama Ibu Sih Amartani. Aku memanggilnya Bu Sih. Seorang yang begitu dekat ketika dia mengetahui kemampuanku dan orang pertama yang menyadari kemerosotanku dan langsung mempertanyakannya kepadaku. Aku waktu itu tak dapat menceritakan kepadanya. Mungkin cukup menjadi rahasiaku saat itu. Namun dalam autobiografiku ini akan kuceritakan semuanya.


Perkenalanku dengan Bu Sih cukup mencengangkan. Saat pertemuan pertama di kelas dia memberikan soal kemudian memintanya untuk dikumpulkan dalam selembar kertas. Dalam pikiran saya selembar kertas itu tak harus penuh satu lembar karena memang tak ada ketentuan lebar kertasnya. Aku hanya mengumpulkan 2/3 kertas karena 1/3nya memang penuh coretan. Diapun berkata "Nilaimu akan dikurangi". Sejak itu aku tahu bahwa sistem pengumpulannya adalah 1 kertas penuh.

Pertemuan berikutnya kami diminta untuk membuat Grafik Kecepatan dalam materi Satuan Baku dan Turunan yang merupakan materi bab pertama yang di ajarkan di kelas 7. Aku suka dengan warna-warna dan kerapian yang sering aku gunakan disaat aku menggambar sesuatu di buku gambarku. Aku mencoba menerapkannya dalam grafik yang saya tugaskan. Tak ada pikiran bahwa grafik itu akan di seleksi dan dinilai. Di hari berikutnya disampaikan bahwa grafik yang aku buat itu adalah yang terbaik di SMP.

Dari itu aku mulai dikenal Bu Sih dan terus mendapat pemantauan darinya. Hingga diapun orang pertama yang tahu ketika aku sedang mengalami kemerosotan karna kurang dalam konsentrasi belajar. Kemerosotan itu akan aku ceritakan pada post berikutnya.