Sejak aku sukses mengkawal regu Scorpio meraih posisi tergiat 1, aku diajak untuk ikut dalam pelatihan Pramuka yang disiapkan untuk mengikuti Jambore Ranting yang dilaksanakan oleh Dewan Kerja Ranting Subah di Bumi Perkemahan Adinuso. Jambore yang memadukan Penggalang Pemula dan Rakit ini diikuti ratusan gugus depan dari berbagai sekolah di wilayah Ranting Subah.
Selama sekitar 3 bulan kegiatan pelatihan rutin dilaksanakan satu minggu sekali. Sistem pelatihan dilakukan dari Senior ke Yunior. Aku masuk golongan Yunior yang baru masuk dalam regu. Kali ini anggota yang akan diajukan ke Jambore memang belum ditentukan. Dalam hati memang pesimis ada karena aku berada diantara orang-orang hebat dari SD - SD ternama di kecamatan Subah. Yang bisa kulakukan adalah berusaha bertahan untuk selalu mengikuti latihan dari awal hingga akhir selama dilakukan pelatihan itu.
Pernah suatu ketika aku datang untuk berlatih namun sekolah sepi, tak ada kegiatan siswa apapun. Informasi tidak sampai di telingaku sehingga mengharuskanku untuk berpulang ke rumah lagi. Aku juga masih ingat ketika pulang dari pelatihan lebih dari jam 4 sore. Di daerah Subah setelah jam 4 sore bus untuk anak sekolah sudah tidak beroperasi. Hanya ada bus jurusan Sukorejo - Pekalongan dan bus AKAP. Akhirnya aku berniat untuk naik bus jurusan Sukorejo - Pekalongan. Menghentikan bus itu memang sulit butuh kreatifitas untuk menghentikannya, seperti tunjuk jari keatas, melambaikan tangan, atau menyodorkan tangan ke arah jalan dengan menggenggamkan jari-jari kecuali jempol. Setelah beberapa lama aku menunggu muncul sebuah bus. Aku mencoba menghentikan dengan cara melambaikan tangan. Bus yang melaju kencang terlihat seakan berhenti namun terlewat jauh dari tempatku melambaikan tangan. Bus itu aku kejar, karena aku pikir akan terhenti walaupun sudah terlewat. Akan tetapi bus itu hanya mengerem dan tidak terhenti.
Perjuangan itu ternyata tidak hanya terhenti di kejadian itu. Perjuangan selama sekitar 3 bulan membuahkan hasil hingga aku lolos dalam seleksi anggota regu yang akan diikutkan dalam Jambore Ranting Subah. Aku terpilih karena tangguh mengikuti pelatihan. Regu kami dipimpin oleh Sunarto dan Bendera Elang menjadi pilihan regu kami.
Perjuangan itu takkan pernah ada yang sia-sia, meskipun kita tak pernah meraihnya akan tetapi pengalamanlah yang menjadikan kita lebih mengerti akan suatu kejadian. Itu dapat menjadi kita lebih kuat dan siap menghadapi kegiatan yang akan datang.
Selama sekitar 3 bulan kegiatan pelatihan rutin dilaksanakan satu minggu sekali. Sistem pelatihan dilakukan dari Senior ke Yunior. Aku masuk golongan Yunior yang baru masuk dalam regu. Kali ini anggota yang akan diajukan ke Jambore memang belum ditentukan. Dalam hati memang pesimis ada karena aku berada diantara orang-orang hebat dari SD - SD ternama di kecamatan Subah. Yang bisa kulakukan adalah berusaha bertahan untuk selalu mengikuti latihan dari awal hingga akhir selama dilakukan pelatihan itu.
Pernah suatu ketika aku datang untuk berlatih namun sekolah sepi, tak ada kegiatan siswa apapun. Informasi tidak sampai di telingaku sehingga mengharuskanku untuk berpulang ke rumah lagi. Aku juga masih ingat ketika pulang dari pelatihan lebih dari jam 4 sore. Di daerah Subah setelah jam 4 sore bus untuk anak sekolah sudah tidak beroperasi. Hanya ada bus jurusan Sukorejo - Pekalongan dan bus AKAP. Akhirnya aku berniat untuk naik bus jurusan Sukorejo - Pekalongan. Menghentikan bus itu memang sulit butuh kreatifitas untuk menghentikannya, seperti tunjuk jari keatas, melambaikan tangan, atau menyodorkan tangan ke arah jalan dengan menggenggamkan jari-jari kecuali jempol. Setelah beberapa lama aku menunggu muncul sebuah bus. Aku mencoba menghentikan dengan cara melambaikan tangan. Bus yang melaju kencang terlihat seakan berhenti namun terlewat jauh dari tempatku melambaikan tangan. Bus itu aku kejar, karena aku pikir akan terhenti walaupun sudah terlewat. Akan tetapi bus itu hanya mengerem dan tidak terhenti.
Perjuangan itu ternyata tidak hanya terhenti di kejadian itu. Perjuangan selama sekitar 3 bulan membuahkan hasil hingga aku lolos dalam seleksi anggota regu yang akan diikutkan dalam Jambore Ranting Subah. Aku terpilih karena tangguh mengikuti pelatihan. Regu kami dipimpin oleh Sunarto dan Bendera Elang menjadi pilihan regu kami.
Perjuangan itu takkan pernah ada yang sia-sia, meskipun kita tak pernah meraihnya akan tetapi pengalamanlah yang menjadikan kita lebih mengerti akan suatu kejadian. Itu dapat menjadi kita lebih kuat dan siap menghadapi kegiatan yang akan datang.