Jumat, 09 Agustus 2013

Bertemu Forsimba

Yogyakarta kota pelajar. Menjadi pelopor berdirinya perguruan tinggi yang pertama di Indonesia. Menyedot para pelajar se Indonesia untuk hadir di sana. Tak terkecuali masyarakat kabupaten Batang yang ingin melanjutkan pendidikannya di jenjang yang lebih tinggi.


Kabupaten Batang adalah sebuah pemukiman kuno yang ada sejak abad ke-7 dengan bukti keberadaan Prasasti Sojomerto yang pertama menyebut Syailendra. Syailendra adalah cikal bakal Raja-Raja di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Salah satunya adalah raja Medang Kamulan (Mataram Kuno).

Kabupaten Batang memiliki banyak potensi wisata dan budaya yang beraneka macam. Ini disebabkan bahwa kabupaten Batang terdiri dari wilayah pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan. Akan tetapi tidak dikelola dengan baik sehingga banyak yang terlantar karenanya.

Potensi ini seharusnya dapat menjadi lahan ekonomi baru bagi masyarakat sekitar. Dengan demikian kesejahteraan masyarakat akan tercipta dan masyarakat tidak perlu ke luar daerah.

Begitu juga di sektor pendidikan. Pendidikan di Kabupaten Batang pernah menempati urutan kedua terakhir di Jawa Tengah. Pendidikan seperti halnya bukan kebutuhan primer yang dikesampingkan untuk kepentingan pembangunan. Akan tetapi sebenarnya pembangunan itu akan terjadi jika masyarakatnya dapat berpikir cerdas. Masyarakat yang cerdas adalah masyarakat dididik, masyarakat yang mendapatkan pendidikan. Sehingga akan mewujudkan pembangunan yang cerdas yang dapat merubah kabupaten Batang.

Kabupaten Batang hingga kini belum memiliki lembaga setara dengan Sekolah Tinggi. Ini menjadikan putera daerahnya hijrah ke daerah lain untuk nunut sinau. Ratusan bahkan ribuan pemuda Kabupaten Batang pergi keluar kota untuk nunut sinau.

Di Jogjakarta sendiri tercatat sekitar 200 mahasiswa asal Kabupaten Batang. Mereka terbagi atas 2 kelompok yaitu Forsimba (Forum Silaturrahmi Mahasiswa Batang Jogjakarta) dan Kapamaba (Kesatuan Pelajar dan Mahasiswa Batang). Namun sejatinya mereka adalah sama. Mereka memiliki tujuan yang sama untuk mengayomi mahasiswa Batang dan berkontribusi untuk daerahnya.

Aku mengenal dan lebih tertarik dengan Forsimba. Aku mengenalnya melalui grup Facebook. Kemudian berkumpul di Kafe Blandongan yang berada di sebelah selatan Ambarukmo Plasa, agak masuk ke dalam gang.

Sempat tidak dapat menerima cara berpikir mereka karena menurutku mereka terlalu kritis dan itu akan membuat sulit dalam realisasi kegiatan. Aku pernah berpikir untuk tidak bergabung dengan mereka. Akan tetapi lama kelamaan aku mulai mengenal dan kritis itu sangat penting untuk mengontrol kegiatan yang terjadi.

Forsimba pernah melaksanakan kegiatan besar yang berpengaruh. Salah satunya adalah dapat menghadirkan Bupati Batang di Yogyakarta. Beberapa kegiatan sosial juga pernah dilaksanakan sebagai kepedulian kepada masyarakat. Dan beberapa usaha sedang dilakukan agar kontribusi kepada daerah dapat dilaksanakan.

Dalam pemikiran sesepuh Forsimba menginginkan agar Pemerintahan Batang akan dapat diisi oleh putera daerah yang lebih tahu atas daerahnya. Sehingga potensi yang ada dapat dimaksimalkan. Disinilah fungsi Forsimba, Kapamaba, dan organisasi mahasiswa di kota/kabupaten lainnya agar dapat kembali mengisi kebutuhan Kabupaten Batang.