Rabu, 22 Oktober 2014

Sosialisasi Bersama di SMP N 3 Batang

Pak Arziska, oleh teman - teman dipanggil Pak Kia. Tanggal 11 dan 12 Oktober lalu beliau dengan murid - muridnya kerjasama dan mengikuti Batang Gallery dalam kegiatan di Bintoro Mulyo untuk monitoring perpustakaan, bakti sosial, dan eksplore curug Sirawe.


Aku mengenal Pak Kia sejak SMK di SMK N 1 Batang, kita sangat dekat seperti bapak dan anak. Beliau menjadi guru mata pelajaran Bahasa Inggris yang selalu memberikan nilai lebih untuk siswa yang aktif berorganisasi positif, Beliau menjadi pembina ekstrakurikuler Kesenian 2007/2008 yang saat itu aku menjabak Seksi Bidang Presepsi Apresiasi dan Kreasi Seni (PAKS) 2 bersama PAKS 1 Rudi Hatarto. Dan akupun sering dipantau olehnya dan sering tukar pikiran atas kejadian hidup.

Pak Kia saat di Bintoro Mulyo memperhatikan aku mensosialisasikan kedaerahan di depan masyarakat. Beliau merasa kaget dengan perubahan selama aku sudah lulus SMK. Beliau sebelumnya juga telah menelusuri jejak Batang Gallery termasuk interaksi Batang Gallery dan Disbudpar Kabupaten Batang. Meskipun Batang Gallery sering bentrok dengan Disbudpar. Namun menurutnya ada hal penting yaitu meskipun Batang Gallery bukanlah binaan Disbudpar namun Batang Gallery tetap menyampaikan "Menawi Bapak/Ibu/Adek-adek mirsani/menemukan Benda Cagar Budaya, kedah melaporkan ten Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Batang utawi Polisi RI" (Kalau Bapak/Ibu/Adik-Adik melihat/menemukan Benda Cagar Budaya, harus melaporkan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Batang atau Polisi RI).

Beliau bangga dengan kami (Batang Gallery) yang sebagian besar adalah alumni dari SMK Negeri 1 Batang. Walaupun kami sangat berharap bukan kami yang mendominasi. Pernah beliau mengusulkan pembasisan sekolah atau pembinaan dari Disbudpar. Namun kami berpikir sekarang adalah waktunya untuk Kabupaten Batang. Kami tidak mau ada ikatan dari bagan pemerintahan/institusi yang menjadikan kami melangkah terbatas karena banyak aturan.

Beliau juga ikut kegiatan Bu Bidan yaitu Cuci Tangan 6 Langkah dan Sikat Gigi dengan benar. Bu Bidan yang juga berkomunikasi dengan baik pada Pak Kia. Sempat ada ucapan menjodo-jodokan aku dengan manusia pacar orang lain ini. Namun dalam hati "udah pak gak usah disuruh juga saya sudah suka sama dia hehe... ". Bu Ning juga menambahinya, menyamakan aku dan Bu Bidan seperti beliau dengan Pak Yudi. Oh ya lupa Bu Ning ini adalah seorang pembina Batang Gallery yang energik. Nanti akan aku ceritakan kisah beliau dengan Batang Gallery dan bagaimana kami mengenal.

Usai kegiatan 11 dan 12 Oktober kemarin kami (Aku dan Bu Bidan) dipertemukan dengan Bu Erma mantan pacarnya Pak Kia yang sekarang menjadi istrinya dan mengajar di SMP N 3 Batang. Beliau menjelaskan bahwa ingin diberikan sosialisasi tentang kedaerahan den kesehatan. Entah ada angin apa beliau sangat antusias dengan kami. Mungkin Pak Kia telah bercerita tentang kegiatan Batang Gallery kemarin.

Suasana dalam Ruang Multi Media SMP N 3 Batang

Tanggal 22 Oktober 2014 akhirnya kami memberikan sosialisasi di SMP N 3 Batang. Aku ajak mas Vicky dan Udin karena ini masih lingkup Batang Gallery. Kami berinteraksi dengan teman - teman SMP, kami merasa seperti guru. Aku dan Bu Bidan duduk di depan, di meja Guru yang arah pandangnya berhadapan dengan siswa. Dalam hati aku senang duduk di pelaminan eh kan kayak pelaminan ya duduk di depan dipajang hehe :D

Bu Erma menyodorkan kertas riwayat hidup untuk diisi. Bu Bidan bingung dengan isian motto hidup. Dalam hati "Dasar gak punya motto hidup :P". Akhirnya kukasih motto hidup yang sempat dulu aku gunakan untuk memotivasi diri dan kugunakan untuk password akunku di internet yaitu Jangan Menyerah. Kata inilah yang sebenarnya aku memberikan motivasi agar Bu Bidan jangan menyerah untuk mencintaiku... cieee... heh dia kan pacar orang ya :D

Bu Erma kemudian membacakan riwayat hidup kami. Dari Aku, Bu Bidan, Mas Vicky dan Udin. Sesekali beliau bercanda dan menegaskan apa yang kami tuliskan di lembaran riwayat hidup tadi. Kemudian presentasi kedaerahan oleh aku. Dan presentasi kesehatan reproduksi oleh bu bidan. Sebenarnya oleh Bu Erna kami diberikan waktu 1 jam namun ternyata kami hampir 2 jam. hehe terlalu asyik dengan disampaikan :D





Setelah sosialisasi kami berniat donor darah di PMI Batang. Dengan keringat dingin Bu Bidan ketakutan oleh jarum suntik. Menurut Bu Bidan pekerjaannya itu menyuntik bukan disuntik. Itu alasan. Iya alasan saja bilang aja kalo takut :P akhirnya dia tidak jadi donor, eh gak jadi tes darah juga nding :D

Aku dan Udin juga ketularan gak jadi donor darah. HB kami rendah karena kurang tidur atau kecapakan. Kemudian kami nyari makan di alun - alun.

Tiba - tiba Pak Kia menanyakan keberadaanku. Ternyata beliau menanyakan "Nurul masih mau diboncengin man?" aku menjawab "Mau pak, ini masih bareng". Ternyata beliau mengatakan sengaja agar ada kegiatan lagi supaya kami bertemu. Beliau menyampaikan "Kalo dari Pranten dia masih mau diboncengin kamu maka dia suka kamu". Aku semakin PeDe dengan kalimat itu. Hehe...