Minggu, 06 April 2014

Cintailah sebelum Disesali

Akhir - akhir ini aku lebih banyak menulis tentang kisah hidupku. Memang benar, aku masih sungkan untuk memikirkan yang lain termasuk memikirkan daerah kecil yang bernama Batang. Sebab memang kali mungkin bisa dikatakan mati pikirannya aku.

Kali ini aku akan sedikit bercerita masalah cinta. Ya cinta memang merubah segalanya, merubah sikap, dandanan, dan yang paling penting adalah merubah cara berpikir. Aku merupakan orang yang berantakan masalah cinta. Bahkan Pak Kia (Arziska Retorika) mengakui bahwa untuk mengonsep sesuatu memang aku sering melawan arus, sering membuat kejutan, namun tidak untuk masalah cinta.

Cinta dan manajemen konsep ternyata tidak sama. Dan tidak pernah akan dapat berjalan seiringan untukku. Seorang teman bernama Mei (Tri Meiningsih) mengomentari masalah ini, bahwa aku membutuhkan sosok yang benar - benar sayang, setia, mendukung di setiap kegiatan, dan rela dinomorduakan setelah kegiatan sosialmu.


Akhir - akhir ini aku menemukan sosok itu. Sosok yang dapat mendukung semua kegiatanku. Dan kadang dia menanyakan untuk ikut didalamnya. Sosok yang mengerti dan menghargaiku. Mungkin satu - satunya perempuan yang pernah dekat denganku yang memiliki sifat demikian. Akan tetapi aku telat untuk menyadari dan memilihnya.

Sebenarnya aku mengenalnya sejak dia berada di kelas 2 SMK. Namun memang tak pernah ada komunikasi hingga dia berpindah ke Jogja. Aku sebenarnya telah menaruh hati padanya, namun mungkin waktunya belum tepat karena masih ada orang lain di hatinya yang masih menunggunya.

Awal semester aku masih gencar-gencarnya mengumpulkan mahasiswa berlatar belakang Batang. Dan dia beberapa kali kuajak untuk mengikutinya. Aku sering main ke rumahnya untuk berkeluh kesah. Berharap ada waktu yang tepat untuk mengucapkan sesuatu padanya.

Hingga akhirnya pada suatu saat aku diminta oleh teman-teman mahasiswa Batang yang ada di Jogja untuk memimpin FORKOMBI. Hingga aku mengabari dia, dan dia mendukungku jika aku mampu maka berlanjutlah.

Suatu ketika aku ingin bertemu dengannya, olehnya diminta untuk main esok hari. Namun aku tak bisa, dan nekat malam itu juga untuk bertemu dengannya. Aku sebenarnya ingin mengatakan tentang perasaanku dengannya. Akan tetapi ternyata kondisinya masih labil setelah dia kecapekan. Ternyata dia baru saja ada kegiatan kampus selama 3 hari. Kehadiranku malam itu membuatnya menangis, dia masih kecapekan dengan tenaga dan pikirannya. Aku menyadari bahwa aku yang salah tidak mau menuruti untuk main esok harinya. Akhirnya aku hanya dapat memendam apa yang ingin aku sampaikan. Dan hanya ingin menyampaikan bahwa aku tak banyak waktu lagi. Karna aku akan disibukkan dengan organisasi mahasiswa Batang.

Mungkin saat itu aku terlalu takut jika aku tak sempat mengatakannya. Namun justru kedatanganku saat malam itu membuatku menghadapi tembok besar. Mungkin lebih baik aku tidak mengungkapkannya. Karena aku telah membuatnya menangis. Dan ibunya tak suka dengan orang yang membuat putrinya menangis.

Hari itu aku mulai melupakan perasaanku. Aku mulai disibukkan denhan ribuan KM jarak Jogja Batang hanya untuk bolak balik mengurusi administrasi organisasi mahasiswa Batang. Hingga suatu saat sang mantan akan ke Jogja dan aku menjemputnya dari Semarang. Dari sinilah aku tahu bahwa dia punya perasaan untukku. Ada beberapa kata yang baru kusadari kebenarannya saat ini, kata itu terucap saat itu. Namun saat itu aku belum membuka mata.

Hingga terakhir aku merasa sangat dekat dengannya saat di Pok Tunggal, namun mungkin itu untuk terakhirnya. Mungkin dia terlalu lama menunggu aku mengatakannya. Sedangkan aku mencoba mengatakannya namun selalu tidak bisa. Saat itu aku masih memiliki harapan besar kepada sang mantan. Mungkin hal ini sama seperti yang dia rasakan di setiap aku ingin mengatakan sesuatu padanya.



Tak lama setelah itu dia memilih orang lain. Dan aku mulai merasakan kehilangan ketika aku menyadari bahwa kata yang pernah diucapkan itu benar. Akulah orang yang telmi. Seharusnya aku memilihnya.

Bisa dikata, kisah inilah yang sangat menarik diantara lainnya. Aku begitu dekat dengan seorang perempuan yang mengerti dan menghargaiku. Hingga kini aku masih ingat saat bersama ke Parangtritis, Ratu Boko, Progo Mall, Pok Tunggal, dan kenangan lainnya. Jujur saat ini aku kehilangan kenangan itu.


Aku hanya ingin berpesan kepada siapapun, bahwa di sekitar kita sangat banyak orang yang baik kepada kita. Dia mencoba mengingatkan kepada kita bahwa dia tak ingin kita disakiti. Apapun itu bentuk perhatian kepada kita hargailah karena akan dapat menyesalkan jika dia ternyata memilih orang lain. Cintailah dia sebelum kehilangannya. Sayangilah dia sebelum disesali.

Puisi Untuk Seseorang (Dalam Penyesalan), klik di bawah ini :