Aku bukanlah orang yang dapat berbicara strategi mengenai permasalahan yang sedang terjadi. Pada masa SD aku memang sering tertunjuk untuk mengawali langkah bersama. SMP, aku tergolong orang yang tersisih, kesempatan melatih diri untuk memimpin pupus ketika adanya pilih memilih orang dekat untuk mengurusi organisasi. Hingga akhirnya aku dapat buktikan, di akhir tahun ketiga aku dapat menguasai setting panggung untuk perpisahan kelas 9, walaupun aku tidak pernah ikut campur di dalam sebelumnya.
Aku merupakan seorang yang pendiam kala itu. Hanya gerakan untuk membuktikan bahwa aku bisa untuk menyelesaikan masalah. Aku tidak pernah suka menunggu, mungkin aku menuruni kebiasaan bapakku yang demikian. Aku juga adalah orang yang demam panggung, karena aku hanya terlatih sebagai penggagas sekaligus eksekutor dari apa yang aku gagas.
SMK aku diberikan menjajal dan mengelola Organisasi Kesiswaan OSIS. Model kerja keras ternyata mengantarkanku menempati posisi OSIS 1 di SMKku pada tahun kedua. Di sinilah aku mulai dikenalkan dengan administrasi dan kerjasama.
Saat aku menempati OSIS 1, tahun 2008, aku mulai dibukakan dengan masalah sosial. Aku merupakan delegasi calon Forum Anak yang diberikan tugas ke Salatiga untuk mengikuti pelatihan masalah partisipasi anak. Kemudian mulai itulah aku melakukan lobi-lobi ke Pemerintah Kabupaten Batang untuk membentuk Forum Anak. Namun langkah itu terhenti dikarenakan ada kesibukan.
Pada tahun itu juga mulai digagas Gallery Photo Kabupaten Batang yang sebenarnya awalnya tak memiliki tujuan pasti untuk melangkah ke satu arah.
Lulus SMK aku berniat untuk bekerja, namun terjadi kecelakaan lalin sehingga aku tidak dapat melakukan tes. Namun keajaiban itu muncul, hampir berbarengan dengan itu aku mendapatkan surat penerimaan dari UTY yang begitu murah hingga akhirnya orang tua ku memutuskan untuk mengkuliahkanku.
Saat kuliah aku kembali dibukakan hati mengenai Forum Anak dan masalah daerah. Aku bertemu dengan FAKTA (Forum Anak Kota Yogyakarta) yang kemudian memberikan gambaran mengenai partisipasi anak. Konsepnya sebenarnya cukup simpel, hingga aku berani untuk menggoyang Forum Anak Kabupaten Batang lagi. Walaupun kemudian terhenti dikarenakan masalah birokrasi sehingga tak mampu bergerak sama sekali.
Di kota tempat kuliahku, Yogyakarta. Aku menjumpai masalah ketika mengenalkan daerah. Aku mulai mengidentifikasi mengapa ini bisa terjadi. Hal ini juga yang membangun karakter Gallery Photo Kabupaten Batang yang sekarang bernama Batang Gallery untuk dapat menyelami masalah potensi daerah. Jawaban yang simpel kemudian muncul yaitu sebagian banyak orang yang keluar daerah, baik itu kuliah ataupun kerja ternyata belum mengetahui potensi daerah kabupaten Batang. Ketika dihadapkan dengan masalah tersebut kebanyakan dari kita tidak ada yang dapat diceritakan kemudian memilih membicarakan Pekalongan yang sudah jelas memiliki akun yang dikenal di dunia yaitu kota Batik.
Sejak itu di setiap ada waktu untuk pulang ke Batang, aku gunakan untuk menelusuri potensi daerah yang ada bersama Batang Gallery. Aku mengenal beberapa teman dari LSM, Komunitas, Aktifis, dan pergerakan dalam bentuk lainnya.
Dalam benakku, Yogyakarta dapat maju karena masalah pendidikan dan budayanya. Aku berangan - angan jika ada sekelompok mahasiswa yang mau dan mampu melakukan riset di kabupaten yang sebenarnya memiliki sejarah tua yang luar biasa ini, maka akan muncul banyak ilmu baru yang dapat memajukan masyarakat.
Di Yogyakarta aku bertemu dengan organisasi daerah Forum Silaturrahmi Mahasiswa Batang Yogyakarta (Forsimba). Kapasitasku hanya dapat mengajak mahasiswa Batang untuk berfikir masalah Batang. Namun aku sadar bahwa usahaku belum maksimal, bahkan bisa dikatakan gagal total karena ketidakmampuanku. Hingga suatu waktu setelah pentas seni, ada rencana pembentukan FORKOMBI yang selama itu aku tidak pernah mengikutinya.
Aku tak pernah berniatan untuk menjadi bagian dalam FORKOMBI. Namun aku sangat menyambut senang kehadiran FORKOMBI ini. Alasannya cukup simpel, yaitu dengan adanya FORKOMBI ini akan dapat memunculkan suatu gagasan untuk berkontribusi terhadap permasalahan Batang. Penunjukan aku untuk maju memimpin FORKOMBI adalah suatu bledek bagi aku. Namun permasalahan saat itu adalah tidak adanya yang berani maju untuk mengkawal ini semua. Aku beranikan diri untuk maju dan kemudian pembentukan secara resmi rampung. Pada tanggal 2 Januari 2014 akupun dilantik.
Gerak cepat, kerja keras kembali muncul seperti gerakanku pada saat SD hingga SMK. Namun gerakan itupun mulai melemah ketika aku menerima surat dari kampus mengenai tugas akhir yang harus diselesaikan pada tanggal 10 Juni 2014. Tugas akhir inilah yang kemudian memaksaku berpikir keras hingga puncaknya tanggal 10 Maret 2014. Sebenarnya permasalahannya cukup kompleks, bukan hanya tugas akhir saja, namun ada Kerja Praktik yang belum clear, orang tuaku yang keberatan dengan kegiatan yang aku urusi, masalah pensiun orang tuaku yang jatuh pada bulan Agustus 2014 hingga aku harus lulus semester ini dan segera mencari kerja untuk menghidupi keluargaku, dan masalah kerjasama penelitian yang harus aku selesaikan.
Hingga pada tanggal 10 Maret 2014, disertai dengan pernyataan orang tuaku. Aku dengan sadar dan berpikir jauh kedepan memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai Koordinator Umum FORKOMBI melalui Ketua Dewan Pembina FORKOMBI.
Alasan yang tepat adalah bahwa organisasi ini harus tetap berlari untuk mencapai target yang dibatasi waktu. Alasan laiinya adalah untuk mengevaluasi secara organisasi kebutuhan personil untuk melaksanakan tujuan FORKOMBI. Aku sudah mencoba untuk beberapa alternatif namun ternyata itu tidak dapat menjawab permasalahan ini. Dengan sadar aku yakin, aku tidak mampu dan tidak sanggup untuk menjalankan tugas ini. Aku juga turut menyesal jikalaupun pergerakan ini dimulai dari semester - semester sebelumnya mungkin akan lebih menarik. Namun kenyataan ini yang menjawab tentang ketidaksanggupanku.
Alasan yang tepat adalah bahwa organisasi ini harus tetap berlari untuk mencapai target yang dibatasi waktu. Alasan laiinya adalah untuk mengevaluasi secara organisasi kebutuhan personil untuk melaksanakan tujuan FORKOMBI. Aku sudah mencoba untuk beberapa alternatif namun ternyata itu tidak dapat menjawab permasalahan ini. Dengan sadar aku yakin, aku tidak mampu dan tidak sanggup untuk menjalankan tugas ini. Aku juga turut menyesal jikalaupun pergerakan ini dimulai dari semester - semester sebelumnya mungkin akan lebih menarik. Namun kenyataan ini yang menjawab tentang ketidaksanggupanku.
Aku meminta maaf kepada seluruh Mahasiswa Batang, Masyarakat Batang, Pimpinan Pemerintah Daerah, dan seluruh pihak yang sudah berharap banyak dengan kepemimpinanku. Mungkin benar karakterku bukanlah untuk memimpin, namun kondisi sekarang yang aku alami ini adalah permasalahan yang harus saya pertanggungjawabkan kepada keluargaku untuk segera pulang dan menggantikan posisi Bapak untuk menghidupi keluarga.
Terimakasih atas kerjasamanya dan semoga perjuangan kita kemarin akan sampai pada saat yang menggembirakan Mahasiswa Batang, Masyarakat Batang dan semua elemen Kabupaten Batang.