Jumat, 28 Maret 2014

Aku Sang Pemimpi Tidak Untuk Laskar Pelangi

Memang benar teman, aku bukanlah konglomerat yang dapat membeli semua mimpiku dengan idealis dan asal tunjuk. Aku pernah berpikir banyak dengan masalah kampung halamanku yang tak begitu menarik untuk dilirik dan menjadikan banyak orang kabur darinya untuk mencari ampao bulanan di tanah orang. 


Saat itu aku mencoba melihat sejarah bahwa kampung halamanku tidak hanya dipimpin oleh Yoyok Riyo Sudibyo (Bupati Batang 2012 - 2017) saja, sebelumnya ada Bambang Bintoro (Bupati Batang 2002-2007 dan 2007-2012) dan lainnya yang belum sempat aku mengenalnya. Di situlah aku sadar bahwa perubahan itu datang bukan dari pemimpin daerahnya saja.

Hanya sekitar 10 sampai 20% pemimpin daerah mempengaruhi laju perubahan, sisanya ada di tangan kita. Pemimpin daerah hanya memegang kunci gerbangnya, selanjutkan kitalah yang harus terus berlari. Kadang jika kunci gerbang tidak dapat dibukakan maka kita jugalah yang akan melompat dan tetap berlari.

Aku bukanlah konglomerat yang dapat memiliki sesuatu dengan tunjuk jari. Aku lahir dan hidup pada keluarga yang luar biasa. Hingga aku dapat berpikir bahwa inilah kampung halamanku dan aku yang akan tinggal hingga aku dikebumikan di situ. Kesederhanaan melatihku untuk mensyukuri apa yang dimiliki dan untuk menjadikan hidupku bahagia dia selalu mendukungku di setiap kegiatan positifku. Namun sekali lagi keluargaku adalah keluarga pas-pasan. Gaji bapakku hanya cukup untuk kebutuhan hidup, dan biaya kuliahku di Yogya.

Tahun 2011 aku pernah ingin mengikuti Duta Wisata. Saat itu aku yakin menguasai pariwisata di Kabupaten Batang dan ingin merubah sistem yang terbentuk antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Batang. Oleh orang tuaku tidak diijinkan untuk mengikuti kegiatan ini dikarenakan menurutnya akan mengganggu kuliahku.

Duta Wisata ditolak, nasibku ditemukan dengan Pemuda Pelopor yang digelar oleh Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga. Aku memilih Bidang Kebudayaan dan Pariwisata saat itu, dengan modal organisasi kepemudaan daerah Gallery Photo Kabupaten Batang (Batang Gallery). Aku lolos untuk mewakili Batang di Jawa Tengah dan juga pada tahun 2012 aku mewakili di Bidang Pariwisata. Permasalahan yang teridentifikasi di Duta Wisata juga muncul di Pemuda Pelopor, yaitu masalah pembinaan hingga pengembangan yang tak pernah ada sehingga tak menghasilkan efek bagi perkembangan pemuda daerah.

Aku kemudian memilih berjalan dengan Gallery Photo Kabupaten Batang yang penuh nekad. Di sinilah aku merasakan alam yang sebenarnya, alam yang merupakan bagian dari hidupku. Alhamdulillah memiliki beberapa prestasi yang kadang digunakan oleh SKPD untuk melengkapi data. Dan tak jarang kami tak dianggap ketika mereka disanjung-sanjung pihak lain.

Gallery Photo Kabupaten Batang merupakan organisasi yang nyleneh. Membidangi fotografi namun tak memiliki alat pendukung fotografi, terutama kamera. Kami selalu nekad dengan keadaan. Kami meminjam kepada yang memiliki. Jikalau tidak ada yang meminjami berarti kita menggunakan kamera HP. Kami sengaja memamerkannya agar mereka tahu bahwa kamera HP menghasilkan gambar yang jelek. Dan kami akan menampilkan 100% kehebatan kami jika ada yang mau mendukung alat. Itulah mengapa aku membahas aku bukanlah konglomerat. Aku tak mampu membeli alat itu padahal aku dan teman-teman mampu berkarya dan merubah arah pandang masyarakat tentang potensi Kabupaten Batang.

Kadang aku iri dengan orang yang punya segalanya namun tak punya pemikiran "aku bisa apa untuk daerah?" atau orang yang mengaku mampu secara akademis tapi hanya mengkonsep tanpa gerakan. Itu artinya melukai hati para pejuang daerah yang kadang banting tulang untuk tetap berjalan tanpa dukungan alat dan biaya. Sedangkan dia menganggurkan alatnya, juga tenaganya.

Aku menulis ini dengan kesadaran. Aku bukanlah konglomerat yang dapat memiliki segalanya. Namun aku ingin mengabdikan diri untuk bangsa ini melalui daerah tercinta Kabupaten Batang. Mungkin pemikiran di bawah ini agak nyleneh tapi semoga ini bermanfaat.

Aku memiliki beberapa keinginan yang entah dapat terealisasi atau tidak. Namun aku ingin ini dapat membantu kabupaten Batang maju, yaitu :
  1. Youth Center, tempat untuk pemuda Kabupaten Batang untuk berkegiatan. Juga sebagai tempat untuk mendoktrin kedaerahan sehingga akan senantiasa menetap di Batang walau kerja dan kuliah di luar kota.
  2. Museum Politik, aku sendiri belum pernah melihat ini ada di kota lainnya. Aku hanya ingin museum politik itu dapat mengenalkan sejarah perkembangan politik Indonesia, pengenalan tokoh Indonesia dengan cara politiknya yang mengubah dunia, informasi kepala daerah dari masa ke masa di seluruh Indonesia, sebagai pendidikan politik (bukan politisasi) untuk anak kecil hingga remaja, sebagai tempat diskusi forum tingkat nasional. Aku hanya ingin memunculkan filosofi Kepyar (nama tempat di Kabupaten Batang, tepatnya di Kecamatan Bawang), Kepyar = Titik Pyar menyimbolkan kegotongroyongan. Dipercaya gotongroyong Indonesia muncul dari sini. Merupakan filosofi dari politik kebersamaan untuk menuju satu tujuan mufakat.
  3. Pengembangan potensi daerah. Sangat banyak potensi daerah yang belum dimanfaatkan dan banyak dipoles menjadi wisata yang SAPTA PESONA.
Mungkin itu akan mengalami banyak kendala namun akulah sang pemimpi. Aku hanya ingin membuat Batang menjadi tempat yang diperhitungkan di mata orang. Tempat yang menjadi kebanggaan orang banyak. Bukan tempat kebanggaan sekelompok orang yang bangga akan Batang apa adanya. Tempat yang memiliki ikon dari jiwa raganya yang melekat kepada setiap orang yang berKTP Batang. Semoga itu menjadi cita-cita yang dapat terealisasi.