Sabtu, 27 April 2013

Bulan Ramadhan Berkabung

Setelah aku menanggalkan jabatan sebagai Ketua Umun OSIS SMK N 1 Batang ada hal yang sangat menyentuh saat itu. Aku pernah menyatakan perasaan yang sejak lama kupendamkan demi tugas dan kewajibanku. Aku berharap itu semua akan dapat berubah karena aku dan dia tak bertugas lagi. Akan tetapi jawaban yang diharapkan itu tidak ada. Mungkin aku yang terlambat atau dia menginginkan aku sebagai saudaranya saja. Namun aku bisa menerima itu semua.


Saat itu adalah hari-hari menjelang bulan Puasa. Aku meninggalkan kepengurusan OSIS tanpa menyerahkan sendiri jabatanku. Aku harus kembali ke tempat OJTku di Kartasura (Surakarta) karna saat itu aku telah tercatat 2 minggu ijin untuk kegiatan OSIS. Saat itu aku sedang merasa sedih karna 2 hal walaupun sebenarnya aku ikhlas menghadapinya. Dua itu tentang KM dan Pelepasan Jabatan Ketua OSIS.

Setelah pertemuan untuk menyatakkan kepadanya, hari berikutnya aku berangkat ke Kartasura menggunakan bus umum. Inilah pengalaman pertamaku yang menegangkan sekaligus pertanda berkabungnya aku. Aku yang sedang merasa sedih dikala itu duduk sendirian di deretan kiri kursi bus yang berisi 2 kursi, bertemu dengan preman ababil dari Terminal Terboyo, cukup unik untuk meminta uang dengan kedok TTS bekas yang dibilangnya baru kemudian dia meminta membelinya Rp. 25.000,- namun aku hanya memberinya Rp. 500,- saja. Dan iapun seakan frustasi mendekatiku kemudian menghilang.

Sesampainya keluar dari Tol Semarang - Ungaran ada anak seumuran sekolahan yang mengamen di dalam bus. Dia membawakan kertas dengan tulisan meminta bantuan karna ingin sekolah. Dia membawakan lagu "Kebesaranmu" yang biasa dinyanyikan Charlie ST12. Tanpa sadar aku meneteskan air mata begitu saja. Dalam hati aku telah kehilangan KM dan OSIS, namun tak terhenti di situ aku berpikir akan kehilangan semuanya di kemudian hari. Saat itu aku sungguh sadar semuanya itu adalah miliknya. Dan aku seharusnya hanya meminta pada Nya dan mengikhlaskannya ketika semuanya telah kembali kepada Nya. Dialah yang memiliki Buni dan Langit beserta isinya. Lagu itu penuh makna kehidupanku sebelumnya dan sesudah mendengarkan lagu itu.

Beberapa hari setelah itu aku dapat sedikit melupakan kesedihanku dengan aktifitasku memanjat tower dan melakukan pointing antena grid untuk mendapatkan koneksi dari BTS yang menjadi tempat OTJku. Aku lebih giat beribadah saat itu. Mungkin ada sesuatu yang sebenarnya Allah rencanakan kepadaku untuk hari-hari mendatang.

H-10 Hari Raya Idul Fitri 11 September 2009, saat itu hari Jum'at sekitar pukul 11.00 aku dikabari kakakku bahwa temanku telah tiada. Aku tak percaya saat itu. Sebelumnya aku hanya tahu bahwa setidaknya sebelum orang meninggal ada isyarat yang akan datang. Namun aku tak pernah mendapatkan isyarat itu. Rizky Kurniawan dialah temanku yang pulang tanpa memberitahuku. Aku masih memiliki banyak salah dengannya. Dan aku belum sempat meminta maaf kepadanya. Banyak cerita tentangnya nanti akan kuceritakan.

Setelah mendapat informasi itu aku langsung meminta ijin untuk pulang cepat karena sahabat terbaikku berpulang kepada Allah. Aku langsung mencari bus dan selalu berkomunikasi dengan teman-teman di rumah duka. Aku berharap bisa melihat pemakamannya saat itu. Namun bus tak berlari kencang seperti yang diharapkan. Aku tiba di rumah jam 20.00. Dan pemakaman saat itu dilaksanakan jam 16.00.

Aku baru tahu bahwa rencana Allah itu sungguh yang terbaik. Aku dikenalkan dengan 2 kesedihan agar aku kuat beribadah kemudian aku kuat menghadapi kepergian sahabatku ini. Allah selalu tahu apa yang terbaik untuk makhluk Nya. Syakaratul Maut tidak selalu datang dengan isyarat. Semua orang dapat meninggal kapan saja dan dimana saja. Semua tak dapat menolak kejadian itu. Dan semua orang tak dapat merencanakan kapan dia harus memberitahukan kejadian ini akan tiba, karena dirinya sendiripun tak pernah tahu hari itu akan datang.

Nisan Makam Rizky Kurniawan (Alm.)